Seberkas Kisah Lalu

Awalnya kami tidak sengaja berjumpa di salah satu stasiun besar di Kota Jogja, dan aku tidak mengira kisah itu menghantarkan kami pada pelaminan. Noval, dialah laki- laki terindah yang menyuntingku 3 tahun yang lalu. Setelah menikah kami memutuskan untuk pindah ke Semarang karena kebetulan Noval dipindah tugaskan di kota itu. Kami menyewa sebuah kontrakan sederhana dengan segala keterbatasan yang kami punya layaknya pasangan pengantin baru pada umumnya. Tidak ada yang istimewa dengan masa- masa kedekatan kami sebelum menikah, karena memang kebetulan kami menjalaninya dengan kondisi beda kota. Smua terasa indah bagiku sampai dengan hari itu, smua perasaanku terhadap Noval berubah. Aku tidak tahu apa yang membuat hati ini merasa lain disaat -saat tertentu Noval mengucap cinta. Ada sisi lain dari hati ini yang serasa ragu dengannya, sampai dengan hari itu dimana tiba -tiba aku sangat terdorong untuk membuka Handphonenya. Sontak akupun terkejut saat kubuka dan kubaca rentetan daftar inbox di hapenya yang tertulis dari satu nama yang sama. Via, ya itulah nama yang sampai dengan detik ini sulit kuhapus dari ingatanku. Satu persatu kubaca inbox dari via, yang kemudian aku lanjutkan dengan membuka dan membaca sent item Noval kepada Via. Seketika hatiku hancur membaca pesan2 yang meraka tulis untuk satu sama lain. Keduanya nampak begitu akrab tersurat dalam pesan – pesan tersebut. Bahkan keakraban meraka berdua melibihi keakrabanku dan Noval selama ini. Noval pun terasa lain dalam tulisan- tulisan sms yang dia kirim untuk Via. Noval terkesan sangat perhatian dengan wanita itu, sangat tertarik dan sangat mengaguminya, Aku masih mengingat barisan demi barisan pesan yang meraka tulis. Salah satu tulisan Noval yang sempat membuat aku kecewa begitu dalam berbunyi seperti ini :

“Via hari ini aku ingin bercerita padamu, tadi saat aku makan siang di sebuah Restauran bersama teman-temanku, aku melihat sesosok wanita sedang berdiri di tampat parkir. Dari jauh kupandang lekat-lekat wanita itu, dan kau tahu apa ? Aku melihat sosok dirimu ada disini, jantungku tiba-tiba berdegup kencang aku benar-benar merasa gemetar. Dalam benakku berkata tidaklah mungkin itu kamu, tidak mungkin kamu ada disini karena aku tahu kita sedang terpisah jarak dan waktu.”  

 Tangisku tak dapan tertahan saat aku sampai pada baris sms ini, Selama ini Noval yang kukenal adalah Noval yang tidak banyak memuji, bahkan dia pun mengakui sendiri kepadaku bahwa dia tidak bisa romantis. Disetiap dia pergi keluar kota untuk tugas kantornya, sangat jarang dia menelponku atau bahkan hanya sekedar sms menanyakan keberadaan dan kabarku.  Tapi hari ini, aku membaca isi sms itu, seketika aku membayangkan sosok Noval yang lain, sosok Noval yang bukan kukenal selama ini. Perasaanku kalut dipenuhi berbagai tanya, bagamana mungkin Noval bisa menulis kata- kata semanis itu pada Via, sedangkan sikapnya padaku selama ini begitu cueknya. Dan bagaimana mungkin selama ini aku bisa menganggap smua sikap cueknya adalah hal yang biasa, saat dia tidal sama sekali menelpon atau bahkan hanya sekedar sms ketika sedang tugas keluar kota, aku anggap smuanya wajar karena mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaanya. Tapi smua alasan – alasan yang selama ini menghiburku itu musnah ketika aku membaca sms itu. Dalam hati aku hanya bisa menyimpulkan bahwa begitu berarti sosok Via baginya, hingga sosoknya senantiasa terbayang dan selalu diingatnya kapanpun dan dimanapun dia berada. Sedikit demi sedikit aku hapus air mata yang tanpa kusadari sedari tadi membasahi pipiku, aku berusaha menguatkan hatiku yang terasa tercabik- tercabik membaca rangkaian – rangkaian sms mereka berdua. Aku berusaha bersikap seperti biasa saat Noval datang mengambil Handphonenya yang sedari tadi dititipkanya padaku.

 

6 Bulan berlalu sejak kejadian itu, Smua berjalan sperti biasa, namun tak dapat kupungkiri ada yang berbeda dengan prasaan dan sikapku pada Noval sejak hari itu. Kini aku sudah tidak sepenuhnya percaya pada cinta yang diutarakan Noval padaku, dan sesekali saat aku dapat waktu yang pas aku mulai sering bertanya padanya tentang siapa wanita yang bernama Via itu. Sesekali kutanyakan padanya;

“Noval, Via itu siapa sih ?”

“Via Temen waktu kuliah dulu”

“Kamu pernah ada hubungan dg dia?”

“Nggak.” Dengan singkat dia menjawab tiap pertanyaanku, beberapa kali aku sering bertanya dengan pertanyaan yang sama dalam waktu yg berbeda, bahkan sesekali aku tekankan padanya dengan kata “Kamu srius tdk ada hubungan apa2 denganya?” dan jawaban yang terlontar dari bibirnya tetap sama “Nggak”

 Aku biarkan waktu berjalan dengan jawaban – jawaban singkat Noval untuk tiap pertanyaanku tadi, aku belum ingin berbicara padanya soal sms-sms itu dan memberitahunya kenapa aku bertanya seperti itu. Sampai pada Tahun kedua setelah kami berkenalan, aku kembali memberanikan diriku untuk kembali membuka inbox handphonenya. Aku benar- benar ingin tau apakah setalah berbulan- berbulan berlalu sms-sms dari Via tetap memenuhi inboxnya. Dan ternyata betul perkiraanku, dalam inboxnya termuat lebih dari 15 sms dari Via. Kali ini smua isi sms Via lebih mengejutkanku dari waktu itu.

“Aku tahu ini sulit, tapi kita harus menerimanya..  Mungkin skr kita memang tidak bisa bersama tapi mungkin  suatu saat kita bisa bersatu..” Tulis Via dalam salah satu smsnya untuk Noval

“Via, Aku sudah coba menahan prasaan ini. Aku sudah berusaha untuk menguatkan hatiku atas kputusan kita ini. Tapi Jujur kuakui  sangat sulit untuk bisa kutahan vi, aku tersiksa dengan keadaan seperti ini. Aku tersiksa harus menahan perasaanku terhadapmu”

Kali ini aku benar- benar terkejut, dan kusadari ada rasa sakit yang teramat dalam didadaku. Sontak air matakupun menetes dengan derasnya. Tubuhkupun lemas menahan rasa sakit yang teramat didalam dadaku.  Aku masih berusaha untuk tetap kuat melanjutkan membaca smua isi sms lainya.

“Via, sudah lama aku memendam perasaan ini, tapi kenapa disaat aku mampu mengungkapkanya aku harus kembali menguburnya? Via aku tersiksa harus merasakanya..”

“Via, beberapa hari ini sudah kucoba untuk tidak menghubungimu, bahkan hanya sekedar sms. Tapi smuanya menyiksaku Vi.. Sungguh aku tersiksa, Aku tidak bisa melakukanya. Aku sudah berusaha untuk konsekuen dengan keputusan kita tidak lagi saling berhubungan, tapi aku tidak bisa Vi.  Aku benar- benar tidak mampu menahan Rasa Sakit ini..”

Masih banyak lagi sms lainya, yang smua isinya hampir sama, mereka membicarakan tentang perasaan mereka kepada satu sama lain. Rasa ingin memiliki, rasa kehilangan, dan entah apalagi aku tidak tau harus menyebutnya apa. Aku hanya tau bahwa Noval mencintainya, ya Noval mencintai gadis itu sejak lama.. Dalam sms -sms itu aku membaca keduanya mengaku saling menyimpan perasaan selama masa perkuliahan, namun mereka tidak saling mengungkapkanya. Meraka memendam rasa kagum itu, mereka menyimpan rasa cinta itu, dan selama ini mereka terus memupuknya meski tidak secara langsung. Dan kini aku membacanya, aku membaca pengakuan mereka berdua dari sms-sms itu, bahwa meraka saling mencintai, meraka saling ingin memiliki. Hatiku hancur, tangisku tak dapat ditahang begitu derasnya terus mengalir bagai aliran sungai yang tak dapat dibendung. Prasaanku campur aduk, badanku pun terasa lemas tidak tau harus berbuat apa. Yang terbayang dalam hati dan pikiranku hanyalah rasa sedih yang teramat dalam karena aku berada diantara mereka. Noval, kenapa harus aku !! tanyaku dalam hati menjerit, kenapa harus aku yang mencintaimu dengan stulus hati. Kenapa harus aku yang selama ini mempercayai semua kata cintamu, dan kenapa harus aku yang setia menantimu.. Aku benci kepadamu Noval, aku benci dengan semua kebohongamu! Apalah artinya diriku ini, kau anggap aku ini apa? kenapa dengan teganya kau bisa membina dua cinta dalam hidupmu selama ini. Apa maksud semuanya ini Noval! dalam hati aku menjerit seperti itu. Noval datang menghampiriku, aku tertunduk lemas karena tangis yang tidak bisa kuhentikan. Kemudian dia menatap wajahku , dan sontak diapun kaget melihat wajahku yang basah kunyup oleh air mata.

“Rissa kamu kenapa?” Tanyanya padaku

“Nggak pa-pa” Jawabku singkat dengan nada terisak lantas meninggalkanya berlalu.

Saat itu hatiku kacau, aku tidak tahu harus merbuat apa, pikiran kupun kacau dan aku memilih untuk tidak mau berkata apa- apa pada Noval. Setiap aku mengingat bait-bait smsnya untuk Via yang manis secara otomatis rasa benci terhadapnya pun memuncak. Aku putuskan untuk berdiam diri, menata hati dan pikiranku yang terasa berantakan karena ulah Noval. Semalaman aku berfikir dengan peluhku yang tak mau berhenti menemani. Banyak sekali tanya dalam diri ini yang akhirnya terjawab, Ya berbagai tanya tentang sikap Noval yang terasa asing padaku. Sekarang aku tahu semuanya.

Aku tahu kenapa Noval tidak pernah menghubungiku saat dia jauh dariku, aku tahu kenapa Noval selalu membalas smsku dengan singkat, aku tahu kenapa Noval tidak pernah memujiku, aku tahu kenapa Noval tidak pernah terlihat bahagia saat berjalan-jalan dengaku, Aku tahu kenapa Noval tidak peduli saat mendengar aku sedang sakit, Aku tahu kenapa Noval memberiku syarat untuk bisa menjadi pendamping hidupnya, Aku tahu kenapa Noval sangat perhatian kepada wanita itu, Aku tahu kenapa Noval sering memujinya, Aku tahu kenapa Noval Gembira saat berkomunikasi dengannya, Aku tahu kenapa Noval sering membelanya, Aku tahu kenapa Noval terlihat begitu antusias saat wanita itu membalas komenya di Fb, saat wanita itu tiba- tiba privat message IMnya, saat wanita itu sms dia,

AKU TAHU KENAPA AKU TIDAK BISA MENJADI SATU-SATUNYA WANITA YANG BERARTI UNTUKNYA! ya semua itu karena DIA MENCINTAI WANITA ITU, karena SEJAK LAMA DIA MENCINTAINYA.

Lagi-lagi tangisku kembali membuncah, aku kembali terisak dalam sujud malamku hari ini.. Sesekali aku berbicara pada sang Khalik mengucap kata penyesalan harus dipertemukan dengan Noval. Kembali kuutarakan penyesalanku kini harus memiliki cinta untuk Noval.

 

BERSAMBUNG cari inspirasi lanjutanya dulu.. 😀

2 responses to this post.

  1. dungaren di update ;p

  2. keren… khe, serasa terwakili, bahasanya juga kyk dah profesional lanjut bu.. di tunggu sambungnnya.. 🙂

Leave a comment

dudu_durajat

Kerja itu enak kalau ada libur, libur itu enak kalau lagi kerja